Siapa mau belajar IPA, ia akan menguasai dunia. Jika ingin pintar IPA, maka motivasikan dirimu selalu ingin tahu. Jadilah orang yang cerdas, kreatif, inovatif, trampil dan berguna

Makalah Penaggulangan Bencana Alam

Bencana Tsunami Aceh

Pada akhir-akhir ini negara Indonesia banyak dirundung bencana, bencana tanah longsor, bencana banjir, bencana gempa bumi, bencana letusan gunung
berapi dan bencana semburan lumpur. Bencana tersebut dapat ditimbulkan oleh alam langsung atau akibat dari explorasi manusia terhadap alam. Kadang explorasi alam tidak atau kurang memperhatikan amdal ( analisis mengenai dampak lingkungan ) sehingga akibat yang ditimbulkan kurang mendapat perhatian.  Hal ini mungkin kurangnya pengetahuan atau informasi tentang sebab-sebab yang dapat menimbulkan bencana.
Dan yang sangat penting diperhatikan adalah bagaimana cara menanggulangi bencana yang terjadi, sehingga dapat meminimalisir atau mengurangi korban bencana.

Untuk pembelajaran bagi anak-anak dan remaja setingkat SMP / SMA / SMK dan MA dalam mengetahui sebab-sebab bencana dan akibat-akibat yang ditimbulkannya, perlu diajak diskusi. Untuk persiapan diskusi mereka diberi tugas membuat makalah atau karya tulis sebagai bahan diskusi, hal ini memungkinkan anak-anak atau remaja dapat terbuka wawasannya terhadap sebab dan akibat bencana.

Berikut contoh makalah tentang penaggulangan bencana alam :



MAKALAH
PENANGGULANGAN BENCANA ALAM DI INDONESIA

Guna memenuhi tugas Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

Guru Pembimbing :

Maskurin, S.Pd


Disusun oleh

1.      Kamal Idris             
2.      Pratana Mahardika  
3.      Rosidah Anwar       
4.      Juliana Savira          
5.      Siti Julaekha            
6.      Nur Fadlilah            


MADRASAH ALIYAH
TAHUN PELAJARAN 2010 / 2011



KATA PENGANTAR


Dengan mengucapkan puja dan puji syukur kehadirat Allah SWT, maka kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “ Penaggulangan Bencana Alam di Indonesia ”
Makalah ini dibuat untuk menganalisis berbagai bencana di Indonesia melalui metode tinjauan pustaka.
Kami tak lupa menyampaikan terima kasih kepada :
1.   Bapak Maskurin, S.Pd selaku Guru Bidang Studi Bahasa Indonesia
2.      Semua pihak yang ikut membimbing , mengarahkan dan membantu penyusunan makalah ini.
Harapan kami semoga makalah ini bisa bermanfaat dan menjadikan referensi bagi kita sehinga lebih bagaimana cara menaggulangi bencana alam yang terjadi di Indonesia.
Dalam makalah yang kami buat ini, masih banyak kekurangan, demi kesempurnaan makalah ini kami mengharapkan masukan / kritikan yang bersifat membangun.

                                                                                      
                                                                                      
                                                                                       Penyusun



 


DAFTAR ISI


Halaman Judul.................................................................................................. ii
Kata Pengantar................................................................................................. iii
Daftar Isi.......................................................................................................... iv

Bab I.     Pendahuluan...................................................................................... 1
1.1.   Latar Belakang  ....................................................................... 1
1.2.   Tujuan Penulisan  ..................................................................... 2
1.3.   Ruang Lingkup  ....................................................................... 2
1.4.   Sumber Data ............................................................................ 2
1.5.   Metode..................................................................................... 2

Bab II.    Pembahasan dan Isi........................................................................... 3
               2.1.   Bencana Gempa Bumi.............................................................. 4
               2.2.   Bencana Banjir Bandang.......................................................... 5
               2.3.   Bencana Tanah Longsor …………………………………….. 6
               2.4.   Bencana Tsunami ……………………………………………. 7
               2.5.   Bencana Gunung Berapi …………………………………….. 8

Bab III.  Penutup …………………………………………………………..... 10
               3.1.   Simpulan …………………………………………………...... 10
               3.2.   Saran ……………………………………………………….... 10

               Daftar Pustaka …………………………………………………….. 11
               Lampiran …………………………………………………………... 12

 


BAB I
PENDAHULUAN
1.1.   Latar Belakang
                        Bencana alam adalah konsekuensi dari kombinasi aktivitas alami dan aktivitas manusia, seperti letusan gunung, gempa bumi dan tanah longsor. Karena ketidakberdayaan manusia, akibat kurang baiknya manajemen keadaan darurat, sehingga menyebabkan kerugian dalam bidang keuangan dan struktural, bahkan sampai kematian. Kerugian yang dihasilkan tergantung pada kemampuan untuk mencegah atau menghindari bencana dan daya tahan mereka. Pemahaman ini berhubungan dengan pernyataan: "bencana muncul bila ancaman bahaya bertemu dengan ketidakberdayaan". Dengan demikian, aktivitas alam yang berbahaya tidak akan menjadi bencana alam di daerah tanpa ketidakberdayaan manusia, misalnya gempa bumi di wilayah tak berpenghuni. Konsekuensinya, pemakaian istilah "alam" juga ditentang karena peristiwa tersebut bukan hanya bahaya atau malapetaka tanpa keterlibatan manusia. Besarnya potensi kerugian juga tergantung pada bentuk bahayanya sendiri, mulai dari kebakaran, yang mengancam bangunan individual, sampai peristiwa tubrukan meteor besar yang berpotensi mengakhiri peradaban umat manusia.
                        Namun demikian pada daerah yang memiliki tingkat bahaya tinggi (hazard) serta memiliki kerentanan / kerawanan (vulnerability) yang juga tinggi tidak akan memberi dampak yang hebat / luas jika manusia yang berada disana memiliki ketahanan terhadap bencana (disaster resilience). Konsep ketahanan bencana merupakan evaluasi kemampuan sistem dan infrastruktur-infrastruktur untuk mendeteksi, mencegah & menangani tantangan-tantangan serius yang hadir. Dengan demikian meskipun daerah tersebut rawan bencana dengan jumlah penduduk yang besar jika diimbangi dengan ketetahanan terhadap bencana yang cukup.
                        Dengan terjadinya hal tersebut dapat menarik perhatian kami untuk melakukan penelitian ini, sekaligus menganalisis sebab bencana dan cara penaggulangan bencana alam yang terjadi di Indonesia

 
2.2.   Tujuan Penulisan
                     Menambah pengetahuan tentang bencana alam, mengetahui sebab-sebab terjadinya bencana alam, mengetahui cara penaggulangan bencana alam yang terjadi

2.3.   Ruang Lingkup
               Ruang lingkup penulisan makalah ini adalah mencakup bencana alam yang terjadi di beberapa wilalayah Indonesia saat ini, yaitu Bencana Gempa Bumi, Bencana Banjir Bandang, Bencana Tanah Longsor, Bencana Tsunami dan Bencana Gunung Berapi.

2.4.   Sumber Data
                     Beberapa sample bencana alam yang terjadi di beberapa wilayah Indonesia meliputi Gemapa Bumi di Bantul dan Sumatera, Tanah Longsor di Jawa Barat , Banjir di Jakarta, Banjir Bandang di Wasior,  Tsunami di Mentawai dan Bencana Gunung berapi di Sleman Jogjakarta.

2.5.   Metode
                     Metode yang kami gunakan untuk penulisan makalah ini adalah metode tinjauan pustaka. Kami mempergunakan metode ini karena  bencana alam yang terjadi di Indonesia menyebar di beberapa daerah yang luas dan jarak jangkauannya cukup jauh. Jadi dengan pertimbangan tersebut kami memilih metode yang tepat yaitu metode tinjauan pustaka.


BAB II
PEMBAHASAN DAN ISI

               Secara geologis letak wilayah Indonesia yang dilalui oleh dua jalur pegunungan muda dunia yaitu Pegunungan Mediterania di sebelah barat dan Pegunungan Sirkum Pasifik di sebelah timur menyebabkan Indonesia banyak memiliki gunung api yang aktif dan rawan terjadi bencana. Bencana alam yang sering terjadi di wilayah Indonesia antara lain : banjir, kemarau panjang, tsunami, gempa bumi, gunung berapi dan tanah longsor.
               Masih jelas dalam ingatan kita rentetan kejadian bencana alam yang banyak menyebabkan terjadinya korban jiwa, seperti tragedi tsunami di Aceh dan Nias, gempa bumi dahsyat di Tasikmalaya serta Padang, tanah longsor di Cianjur, bahkan banjir di berbagai daerah yang kerap datang setiap musim hujan.
               Banyak pekerjaan rumah yang harus dilakukan oleh pemerintah dan masyarakat dalam mengantisipasi terjadinya bencana alam. Mulai dari persiapan peralatan untuk mendeteksi terjadinya bencana seperti misalnya pada bencana tsunami dan gunung meletus, pembuatan jenis bangunan yang tahan terhadap bencana gempa, pengelolaan tata kota dan kesadaran warga masyarakat untuk menanggulangi bencana banjir ataupun pemeliharaan daerah hulu sungai dan pegunungan serta hutan untuk mencegah terjadinya tanah longsor.
               Untuk masalah yang berkaitan dengan keadaan lingkungan, tentu hal ini juga membutuhkan peran serta aktif dari masyarakat dalam menjaga dan melestarikan lingkungan yang dapat dimulai dari lingkungan disekitar tempat tinggalnya.
         Seringkali karena bencana alam datang secara tiba-tiba, kita menjadi panik dan tidak tahu apa yang harus dilakukan, yang terpikirkan adalah untuk segera lari menyelamatkan diri. Masalah yang lain-lain seperti rumah dan harta benda tidak akan terpikirkan sama sekali. Walaupun demikian tidak ada salahnya untuk mempersiapkan diri terhadap kemungkinan terjadinya bencana, dengan cara mengumpulkan dokumen-dokumen penting yang ada didalam rumah. Hal ini dimaksudkan apabila bencana sudah selesai, maka para korban bencana pun masih harus tetap melanjutkan hidup dan dokumen tersebut dapat digunakan untuk bekal melanjutkan hidup.
         Satukan dokumen-dokumen penting yang ada didalam 1 tas yang mudah untuk dibawa keluar saat akan menyelamatkan diri. Dokumen-dokumen tersebut dapat berupa :
·         Ijasah pendidikan.
·         Surat kepemilikan tanah, rumah, kendaraan dll.
·         Akte lahir dan kartu keluarga.
·         Polis Asuransi beserta nomor agen yang dapat dihubungi.
·         Surat wasiat.
·         Nomor telepon anggota keluarga.

            Apabila terjadi kejadian bencana, maka rasa panik, bingung dan ketakutan akan segera menyerang. Tak jarang jatuhnya korban jiwa lebih karena disebabkan ketakutan dan kepanikan yang terjadi bukan karena akibat langsung dari terjadinya bencana. Berikut hal-hal yang dapat dijadikan pedoman untuk menghadapi terjadinya bencana supaya dapat menghindari adanya korban jiwa.

2.1.   Bencana Gempa Bumi
           Jika gempa bumi menguncang secara tiba-tiba, berikut ini 10 petunjuk yang dapat dijadikan pegangan di manapun anda berada.
2.1.1.   Di dalam rumah
               Getaran akan terasa beberapa saat. Selama jangka waktu itu, anda harus mengupayakan keselamatan diri anda dan keluarga anda. Masuklah kebawah meja untuk melindungi tubuh anda dari jatuhan benda-benda. Jika anda tidak memiliki meja, lindungi kepala anda dengan bantal.
               Jika anda sedang menyalakan kompor, maka matikan segera untuk mencegah terjadinya kebakaran.
2.1.2.   Di sekolah
               Berlindunglah di bawah kolong meja, lindungi kepala dengan tas atau buku, jangan panik, jika gempa mereda keluarlah berurutan mulai dari jarak yang terjauh ke pintu, carilah tempat lapang, jangan berdiri dekat gedung, tiang dan pohon.
2.1.3.      Di luar rumah
               Lindungi kepada anda dan hindari benda-benda berbahaya. Di daerah perkantoran atau kawasan industri, bahaya bisa muncul dari jatuhnyakaca-kaca dan papan-papan reklame. Lindungi kepala anda dengan menggunakan tangan, tas atau apapun yang anda bawa.

2.1.4.      Di gedung, mall, bioskop, dan lantai dasar mall
               Jangan menyebabkan kepanikan atau korban dari kepanikan. Ikuti semua petunjuk dari petugas atau satpam.
2.1.5.      Di dalam lift
               Jangan menggunakan lift saat terjadi gempa bumi atau kebakaran. Jika anda merasakan getaran gempa bumi saat berada di dalam lift, maka tekanlah semua tombol. Ketika lift berhenti, keluarlah, lihat keamanannya dan mengungsilah. Jika anda terjebak dalam lift, hubungi manajer gedung dengan menggunakan interphone jika tersedia.
2.1.6.      Di kereta api
               Berpeganganlah dengan erat pada tiang sehingga anda tidak akan terjatuhseandainya kereta dihentikan secara mendadak. Bersikap tenanglah mengikuti penjelasan dari petugas kereta. Salah mengerti terhadap informasi petugas kereta atau stasiun akan mengakibatkan kepanikan.
2.1.7.      Di dalam mobil
               Saat terjadi gempa bumi besar, anda akan merasa seakan-akan roda mobil anda gundul. Anda akan kehilangan kontrol terhadap mobil dan susah mengendalikannya. Jauhi persimpangan, pinggirkan mobil anda di kiri jalan dan berhentilah. Ikuti instruksi dari radio mobil, jika harus mengungsi maka keluarlah dari mobil, biarkan mobil tak terkunci.
2.1.8.      Di gunung/pantai
               Ada kemungkinan longsor terjadi dari atas gunung, menjauhlah langsung ke tempat aman. Di pesisir pantai, bahayanya datang dari tsunami. Jika anda merasakan getaran dan tanda-tanda tsunami tampak, cepatlah mengungsi ke dataran yang tinggi.

2.2.   Bencana Banjir Bandang
                     Banjir bandang adalah banjir yang datang secara tiba-tiba yang disebabkan oleh karena tersumbatnya sungai maupun karena pengundulan hutan disepanjang sungai sehingga merusak rumah-rumah penduduk maupun menimbulkan korban jiwa.

          Yang Harus Dilakukan Saat Banjir
2.2.1.   Matikan aliran listrik di dalam rumah atau hubungi PLN untuk mematikan aliran listrik di wilayah yang terkena bencana.
2.2.2.   Mengungsi ke daerah aman sedini mungkin saat genangan air masih memungkinkan untuk diseberangi.
2.2.3.   Hindari berjalan di dekat saluran air untuk menghindari terseret arus banjir. Segera mengamankan barang-barang berharga ketempat yang lebih tinggi.
2.2.4.   Jika air terus meninggi hubungi instansi yang terkait dengan penanggulangan bencana seperti Kantor Kepala Desa, Lurah ataupun Camat.

   Yang Harus Dilakukan Setelah Banjir
2.2.5.   Secepatnya membersihkan rumah, dimana lantai pada umumnya tertutup lumpur dan gunakan antiseptik untuk membunuh kuman penyakit.
2.2.6.   Cari dan siapkan air bersih untuk menghindari terjangkitnya penyakit diare yang sering berjangkit setelah kejadian banjir.
2.2.7.   Waspada terhadap kemungkinan binatang berbisa seperti ular dan lipan atau binatang penyebar penyakit seperti tikus, kecoa, lalat, dan nyamuk.
2.2.8.   Usahakan selalu waspada apabila kemungkinan terjadi banjir susulan.

2.3.   Bencana Tanah Longsor
                     Longsoran merupakan salah satu jenis gerakan massa tanah atau batuan, ataupun percampuran keduanya, menuruni atau keluar lereng akibat dari terganggunya kestabilan tanah atau batuan penyusun lereng tersebut. Tanah longsor terjadi karena ada gangguan kestabilan pada tanah/batuan penyusun lereng.

Strategi dan upaya penanggulangan bencana tanah lonsor :
2.3.1.   Hindarkan daerah rawan bencana untuk pembangunan pemukiman dan fasilitas utama lainnya.
2.3.2.   Mengurangi tingkat keterjalan lereng.
2.3.3.   Meningkatkan/memperbaiki dan memelihara drainase baik air permukaan maupun air tanah. Fungsi drainase adalah untuk menjauhkan airn dari lereng, menghidari air meresap ke dalam lereng atau menguras air ke dalam lereng ke luar lereng. Jadi drainase harus dijaga agar jangan sampai tersumbat atau meresapkan air ke dalam tanah.
2.3.4.   Pembuatan bangunan penahan, jangkar (anchor) dan pilling.
2.3.5.   Terasering dengan sistem drainase yang tepat (drainase pada teras - teras dijaga jangan sampai menjadi jalan meresapkan air ke dalam tanah).
2.3.6.   Penghijauan dengan tanaman yang sistem perakarannya dalam dan jarak tanam yang tepat (khusus untuk lereng curam, dengan kemiringan lebih dari 40 derajat atau sekitar 80% sebaiknya tanaman tidak terlalu rapat serta diseling-selingi dengan tanaman yang lebih pendek dan ringan , di bagian dasar ditanam rumput).
2.3.7.   Mendirikan bangunan dengan fondasi yang kuat.
2.3.8.   Melakukan pemadatan tanah disekitar perumahan.
2.3.9.   Pengenalan daerah rawan longsor.
2.3.10. Pembuatan tanggul penahan untuk runtuhan batuan (rock fall).
2.3.11. Penutupan rekahan di atas lereng untuk mencegah air masuk secara cepat kedalam tanah.
2.3.12. Pondasi tiang pancang sangat disarankan untuk menghindari bahaya liquefaction.
2.3.13. Utilitas yang ada didalam tanah harus bersifat fleksibel.
2.3.14. Dalam beberapa kasus relokasi sangat disarankan.

2.4.   Bencana Tsunami
                     Tsunami dapat diartikan sebagai gelombang laut dengan periode panjang yang ditimbulkan oleh gangguan impulsif dari dasar laut. Gangguan impulsif tersebut bisa berupa gempa bumi tektonik, erupsi vulkanik atau longsoran. Kecepatan tsunami yang naik ke daratan(run-up) berkurang menjadi sekitar 25-100 Km/jam dan ketinggian air tsunami yang pernah tercatat terjadi di Indonesia adalah 36 meter yangterjadi pada saat letusan gunung api Krakatau tahun 1883.
         Di Indonesia pada umumnya tsunami terjadi dalam waktu kurang dari 40 menit setelah terjadinya gempa bumi besar di bawah laut. Adanya tsunami tidak bisa diramalkan dengan tepat kapan terjadinya, akan tetapi kita bisa menerima peringatan akan terjadinya tsunami sehingga kita masih ada waktu untuk menyelamatkan diri.

   Penyelamatan diri saat terjadi tsunami
                     Jika berada di sekitar pantai, terasa ada guncangan gempa bumi, air laut dekat pantai surut secara tiba-tiba sehingga dasar laut terlihat, segeralah lari menuju ke tempat yang tinggi (perbukitan atau bangunan tinggi) sambil memberitahukan teman-teman yang lain.
                     Jika sedang berada di dalam perahu atau kapal di tengah laut serta mendengar berita dari pantai telah terjadi tsunami, jangan mendekat kepantai. Arahkan perahu ke laut. Jika gelombang pertama telah datang dan surut kembali, jangan segera turun ke daerah yang rendah. Biasanya gelombang berikutnya akan menerjang. Jika gelombang telah benar-benar mereda, lakukan pertolongan pertama pada korban.

2.5.   Bencana Gunung Berapi
                     Letusan gunung api adalah merupakan bagian dari aktivitas vulkanik yang dikenal dengan istilah "erupsi". Hampir semua kegiatan gunung api berkaitan dengan zona kegempaan aktif, sebab berhubungan dengan batas lempeng. Pada batas lempeng inilah terjadi perubahan tekanan dan suhu yang sangat tinggi sehingga mampu melelehkan material sekitarnya yang merupakan cairan pijar (magma). Magma akan mengintrusi batuan atau tanah di sekitarnya melalui rekahan- rekahan mendekati permukaan bumi.
     
         Jika Terjadi Letusan Gunung Berapi
2.5.1.   Hindari daerah rawan bencana seperti lereng gunung, lembah dan daerah aliran lahar.
2.5.2.   Ditempat terbuka, lindungi diri dari abu letusan dan awan panas. Persiapkan diri untuk kemungkinan bencana susulan.
2.5.3.   Kenakan pakaian yang bisa melindungi tubuh seperti: baju lengan panjang atau jaket, celana panjang, topi dan lainnya.
2.5.4.   Jangan memakai lensa kontak.
2.5.5.   Pakai masker atau kain untuk menutupi mulut dan hidung.
2.5.6.   Saat turunnya awan panas usahakan untuk menutup wajah dengan kedua belah tangan.

Setelah Terjadi Letusan Gunung Berapi
2.5.7.   Jauhi tempat aliran sungai, kemungkinan akan terjadi banjir lahar dingin dan batu-batu besar.
2.5.8.   Jauhi wilayah yang terkena hujan abu.
2.5.9.   Bersihkan atap dari timbunan abu. Karena beratnya, bisa merusak atau meruntuhkan atap bangunan.
2.5.10. Hindari mengendarai mobil di daerah yang terkena hujan abu sebab bisa merusak mesin.


BAB III
PENUTUP
3.1.      Simpulan
            Dari berbagai fakta bencana yang ada jelas terlihat bahwa bencana besar yang terjadi tidak serta merta datang begitu saja, namun didahului oleh adanya eksploitasi lingkungan yang berlebihan, kebijakan pemerintah yang kurang memperhatikan AMDAL ( analisis mengenai dampak lingkungan ) , Tata Ruang yang kurang baik dan tidak bainya managemen pemerintah untuk mengatisipasi dan penaggulangan bencana.
3.2.      Saran
            Bencana bisa terjadi kapan saja dan dimana saja, namun kita harus mengetahui jenis-jenis bencana, sebab-sebab yang menimbulkan bencana dan akibat-akibat yang ditimbulkannya.
            Saran-saran, kami sampaikan kepada semua pihak untuk mengantisipasi dan penanggulangan bencana agar tidak menimbulkan kerusakan, korban meninggal dan kerugian yang besar.
1.      Kepada Pemerintah agar meningkatkan managemen antisipasi dan penanggulangan bencana.
2.      Pemerintah agar memiliki Lembaga atau Badan Khusus bahkan mungkin yang lebih tinggi yaitu setingkat menteri untuk mengantisipasi dan penanggulangan bencana.
3.      Pemerintah agar memberikan sosialisasi dan simulasi kepada masyarakat yang tinggal di daerah bencana, bagaimana cara mengatasi bencana yang terjadi.
4.      Peran serta masyarakat sangat dibutuhkan dalam penyelamatan dan pelestarian lingkungan, karena sebagian bencana yang terjadi diakibatkan oleh kerusakan lingkungan.
5.      Sedapat mungkin tidak tinggal di tempat atau daerah bencana, agar tidak terjadi  korban dan kerugian yang besar.
6.      Masyarakat pada umumnya harus mengetahui baik melalui Media Elektronik      ( radio, TV dan Internet ) maupun Media Cetak ( buku literature, surat kabar, majalah ) tentang bencana-bencana yang terjadi dan bagaimana cara mengatasi  atau menyelamatkan diri.                   
DAFTAR PUSTAKA
1.      Rahman, Dhohir Taufik dan Tarsisius, 2000, Indonesia : Negara Bencana, Jakarta : Yudhistira



 

0 Silakan beri komentar di sini:

Posting Komentar